Sabtu, 22 November 2014

Gemuruh Simfoni Sosialisme



Gerakan sosialisme baru di Amerika Latin sebenarnya hasil perjalanan panjang dalam upaya merevisi model kapitalisme buas yang sudah gembos. Selain Kolombia, El Salvador, dan Peru, seluruh negara Amerika Latin sedang berada dalam orkes besar memainkan simfoni sosialisme baru. Benar-benar gemuruh!

Dengan mengusung neososialisme atau sosialisme baru, atau juga sosialisme abad ke-21, Amerika Latin ingin menantang apa yang disebut neokapitalisme global atau neoliberalisme. Neososialisme menjadi antitesa neoliberalisme.

Agar ajaran sosialisme baru itu bisa dijalankan, kekuasaan harus direbut, bukan dengan revolusi atau pemberontakan, tapi melalui perekrutan pemimpin alamiah yang berakar dan berpijak pada rakyat.
Setelah terpilih sebagai presiden, pemimpin rakyat ini dalam kapasitas sebagai kepala negara dan pemerintahan diberi peran sebagai regulator pertumbuhan ekonomi mikro maupun makro, hal penting yang diabaikan kapitalisme.

Namun, pemimpin yang lahir dari rakyat itu tidak dibiarkan bergerak tak terkendali, tapi terus dikawal oleh jaringan sociadad civil, masyarakat warga, civil society. Sekalipun sociadad civil tidak berperan sebagai regulator langsung, tapi sangat berperan strategis memengaruhi pemerintah dalam mengambil kebijakan publik, terutama dalam bidang ekonomi dan politik.
Maka, pemberdayaan sociadad civil merupakan paket utama neososialisme Amerika Latin. Masyarakat warga tidak hanya berperan sebelum, tapi lebih-lebih selama berkuasa pemerintahan sosialis.

Kelompok masyarakat ini memberi kawalan untuk menjamin stabilitas pemerintahan yang secara informal melalui dukungan massa yang terus diperluas maupun secara formal melalui wakil-wakil rakyat di parlemen.

Sekadar ilustrasi, Lula da Silva di Brasil mendapat dukungan bukan hanya dari Partai Buruh dan Partai Komunis, tapi juga dari ratusan organisasi sosial, termasuk komunitas basis Gereja. Adapun Chavez di Venezuela mendapat dukungan massa dan melanggengkan hegemoni massa dengan politik petrodollar yang berorientasi pada kepentingan rakyat.

Begitu juga dengan Evo Morales di Bolivia, yang mendapat dukungan kaum tani, suku-suku asli, ditambah dengan politik kedaulatan energi melalui nasionalisasi seluruh perusahaan gas alam dan minyak yang sebelumnya dikuasai perusahaan multinasional.

Sementara di Ekuador, Rafael Correa berpijak dan bersandar pada gerakan sosialis suku-suku asli setempat. Di Uruguay, Tavare Vazquez mendapat dukungan dari kelompok-kelompok sosialis anti-imperium ekonomi adidaya Amerika Serikat.

Juga menarik disoroti bagaimana Daniel Ortega di Nikaragua kembali berkuasa karena efek trauma atas model ekonomi kapitalis yang membuat negara tersebut semakin miskin dalam 18 tahun terakhir.
Perlu pengamatan serius pula model neososialisme di Cile, lebih-lebih karena mendapat dukungan mayoritas dari partai-partai moderat dan partai berhaluan kanan (fanatik terhadap model kapitalisme).
Sedangkan kemenangan Peronisme di Argentina yang diwakili Cristina Fernandez, yang mengambil alih estafet kekuasaan dari suaminya, merupakan tanda penolakan terhadap resep-resep pertumbuhan ekonomi ala Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.

Sudah jelas pula Dinasti Castro dengan sistem pemerintahan satu partai (Partai Komunis Kuba), merupakan bentuk ekstrem sikap penolakan terhadap semua yang berbau AS dengan sebutan peyoratif, imperialisme yangqui.

Sosialisme kawasan
Sekalipun pada permukaan terkesan setiap negara memiliki unsur khas, tetapi sesungguhnya secara umum pengalaman historis yang merupakan benang merah pemersatu dalam mencari identitas Amerika Latin.

Kecuali Brasil sebagai bekas koloni Portugis, seluruh negara Amerika Latin adalah bekas koloni Spanyol yang dalam konstruksi jati dirinya sebagai bangsa sering terbentur pada peninggalan kolonial secara khusus yang berhubungan dengan sistem pemilihan tanah yang tidak adil oleh latifundista, pemilik tanah di atas 100 hektar, yang umumnya dilegitimasi melalui hukum formal sebagai hak milik pribadi.

Perombakan struktur kepemilikan tanah, landreform, merupakan usaha panjang yang menjadi salah satu tujuan perjuangan organisasi-organisasi sosial dan tokoh seperti Fernando Lugo yang terpilih menjadi Presiden Paraguay.

Tantangan lainnya adalah perbenturan peradaban dan kemanusiaan antara penduduk asli Indian dan keturunan budak Afrika, afroalatinoamericano, dengan kolonialisme. Sampai sekarang penduduk asli dan keturunan Afrika menanti kemerdekaan kedua dari kapitalisme yang menurut mereka sama dengan kolonialisme baru.

Kedua kelompok masyarakat ini memandang sosialisme baru sebagai wadah perjuangan untuk mengembalikan hak-hak mereka yang telah hilang.

Gerakan sosialisme itu pula dikonotasikan bersemangat melawan dominasi AS atas para tetangganya di selatan. AS ingin menjadikan Amerika Latin sebagai salah satu wilayah strategis dari politik ekonomi pasar bebas AS, tapi mendapat tantangan keras Amerika Latin dengan pembentukan Pasar Umum Amerika Latin (Mercado Comun del Sur atau MERCOSUR).
 Secara ke dalam, negara-negara Amerika Latin juga melakukan perjanjian bilateral untuk melindungi invasi atau dominasi AS dalam bidang perdagangan dan jasa.

Tidak kalah menarik pula, neososialisme Amerika Latin bersifat pragmatis, bukan ideologis. Berbeda dengan sosialisme atau komunisme di China, Vietnam, dan Korea Utara yang menjadi ideologi tertutup, sosialisme di Amerika Latin identik dengan kerakyatan.

Banyak nilai positif dari kapitalisme diadopsi dan dipadukan dengan sosialisme yang selalu berorientasi pada kepentingan rakyat sebesar-besarnya. Misalnya, pengakuan dan penerapan teknologi Barat, mengambil keuntungan dari globalisasi, penerapan investasi barang, jasa, serta privatisasi dengan saham yang dimiliki asing tidak boleh lebih besar daripada milik negara.
Jelas sekali, neososialisme Amerika Latin bersifat pragmatis dan lebih terbuka, tidak eksklusif dan lebih dinamis dengan orientasi pencapaian bien comun, kesejahteraan umum.

Rikard Bagun (Kompas)
Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2008/08/10/01184938/gemuruh.simfoni.sosialisme

Tidak ada komentar:

Posting Komentar